1. Kurcica Ekor Kuning (Trichixos pyrropygus)
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Muscicapidae
Ø Genus : Trichixos
Ø Spesies : Trichixos pyrropygus
v Nama Indonesia : Kurcica Ekor Kuning
v Nama Daerah : Ceumpala Kuneng (Bahasa Daerah Nanggroe
Aceh Darussalam)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Burung ini berukuran sedang
(21 cm)
Ø Berekor panjang hitam dan
jingga
Ø Jantan menyerupai kucica hutan
tetapi ekornya yang merah karat jauh lebih pendek, lebih banyak berwarna
abu-abu gelap daripada hitam, alis pendek putih dan tunggir merah karat
Ø Betina lebih coklat dan tidak
punya alis putih
Ø Burung remaja lebih coklat
berbintik-bintik kuning merah karat. Iris coklat; paruh hitam; kaki hitam
Ø Kicauannya tidak semerdu
kucica hutan
Ø Seri panjang terdiri dari
siulan merdu, nada tunggal dan ganda, “pi-uuu”, meningkat dan menurun
bergantian secara tidak tetap
2. Beo Nias (Gracula robusta)
Khas Sumatera
Utara
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Sturnidae
Ø Genus : Gracula
Ø Spesies : Gracula robusta
v Nama Indonesia : Beo Nias
v Nama Daerah : Ciong (Bahasa Daerah Sumatera
Utara)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Beo nias memiliki ukuran tubuh
dengan mencapai 40 sentimeter
Ø Merupakan jenis burung beo
yang paling besar di antara jenis burung beo lainnya
Ø Mempunyai bulu yang cukup
pendek di bagian kepalanya di mana terdapat sebuah garis melengkung berwarna
kuning di bagian belakang kepalanya
Ø Hampir seluruh badan beo nias
diselimuti bulu yang berwarna hitam kecuali di beberapa bagian seperti bagian
belakang kepala yang berwarna kuning dan juga di beberapa bagian sayapnya yang
berwarna putih
Ø Beo nias ini merupakan hewan
yang memakan berupa buah-buahan dan serangga-serangga kecil
Ø Adanya sepasang gelambir
cuping telinga yang berwana kuning
3. Kuau Raja (Argusianus argus)
Khas Sumatera
Barat
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Galliformes
Ø Familia : Phasianidae
Ø Genus : Argusianus
Ø Spesies : Argusianus argus
v Nama Indonesia : Kuau Raja
v Nama Daerah : Kuang (Bahasa Daerah Sumatera Barat)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Kuau Raja mempunyai bulu
berwarna coklat kemerahan dan kulit kepala berwarna biru
Ø Burung jantan dewasa berukuran
sangat besar, panjangnya dapat mencapai 200cm
Ø Di atas kepalanya terdapat
jambul dan bulu tengkuk berwarna kehitaman
Ø Burung jantan dewasa juga
memiliki bulu sayap dan ekor yang sangat panjang, dihiasi dengan bintik-bintik
besar menyerupai mata serangga atau oceli
Ø Burung betina berukuran lebih
kecil dari burung jantan, panjangnya sekitar 75cm, dengan jambul kepala
berwarna kecoklatan
Ø Bulu ekor dan sayap betina
tidak sepanjang burung jantan, dan hanya dihiasi dengan sedikit oceli
4. Serindit Melayu (Loriculus
galgulus)
Khas Riau
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Psittaciformes
Ø Familia : Psittacidae
Ø Genus : Loriculus
Ø Spesies : Loriculus galgulus
v Nama Indonesia : Serindit Melayu
v Nama Daerah : Entlit, Talisok, dan Lissak (Bahasa
Daerah Riau)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Burung ini berukuran kecil,
dengan panjang mencapai 12cm
Ø Bulunya didominasi oleh warna
hijau dengan bulu ekor berwarna merah
Ø Burung jantan dan betina
serupa
Ø Burung serindit jantan
memiliki bercak kepala berwarna biru dan bercak tenggorokan berwarna merah
Ø Burung betina berwarna lebih
kusam dibanding jantan
Ø Serindit Melayu hidup dalam
kelompok
Ø Burung ini memiliki kebiasaan
aktif memanjat dan berjalan daripada terbang
Ø Saat istirahat, burung
serindit menggantungkan badan ke bawah
Ø Burung betina biasanya
menetaskan antara tiga sampai empat butir telur yang dierami sekitar 18 sampai
20 hari
5. Ikan Kakap Merah (Loriculus
galgulus)
Khas Kepulauan
Riau
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Actinopterygii
Ø Ordo : Perciformes
Ø Familia : Lutjanidae
Ø Genus : Lutjanus
Ø Spesies : Lutjanus campechanus
v Nama Indonesia : Ikan Kakap Merah
v Nama Daerah : Bran, Bambang (Bahasa Daerah
Kepulauan Riau)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Ikan kakap merah adalah salah
satu jenis ikan kakap yang mempunyai sisik berwarna merah
Ø Ikan ini menempati jumlah
terbanyak dalam jenis ikan kakap yang banyak ditemui di perairan Laut Indonesia
Ø Ikan ini juga merupakan salah
satu favorit pemancing ikan di Indonesia
Ø Ikan laut dasaran yang hidup
secara berkelompok di dasar-dasar karang atau terumbu karang
Ø Mempunyai ciri tubuh yang
bulat pipih dengan sirip memanjang sepanjang punggung
Ø Ikan ini umumnya memangsa
ikan-ikan kecil, udang
Ø Di bawah perut juga terdapat
sirip
Ø Di bagian dekat anal juga
terdapat sirip analnya
Ø Sebagai penguasa karang, ikan
kakap dilengkapi dengan gigi untuk mengoyak mangsanya
Ø Ikan-ikan yang paling besar di
kawasannya selalu berada paling depan untuk memburu makanan
6. Harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatrae)
Khas Jambi
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Carnivora
Ø Familia : Felidae
Ø Genus : Panthera
Ø Spesies : Panthera tigris
Ø Upaspesies : Panthera tigris sumatrae
v Nama Indonesia : Harimau Sumatera
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Jambi)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Harimau sumatera adalah
subspesies harimau terkecil
Ø Harimau sumatera mempunyai
warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya
berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet
Ø Harimau sumatera jantan
memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250 cm
panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140 kg,
sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm
Ø Betinanya rata-rata memiliki
panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg
Ø Belang harimau sumatera lebih
tipis daripada subspesies harimau lain
Ø Warna kulit harimau sumatera
merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua
Ø Subspesies ini juga punya
lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau
jantan
Ø Terdapat selaput di sela-sela
jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat
Ø Bulunya berubah warna menjadi
hijau gelap ketika melahirkan
7. Ikan Belida / Ikan Lopis (Chitala
lopis)
Khas Sumatera
Selatan
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Actinopterygii
Ø Ordo : Osteoglossiformes
Ø Familia : Notopteridae
Ø Genus : Chitala
Ø Spesies : Chitala lopis
v Nama Indonesia : Ikan Belida / Ikan Lopis
v Nama Daerah : Ikan Belido / Ikan Pipih (Bahasa Daerah
Sumatera Selatan)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Ikan lopis merupakan jenis
ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung pisau)
Ø Ikan air tawar, pemangsa ikan
kecil dan krustasea, dewasa berukuran 1,5-7 kg, dengan ciri khas ikan
berpunggung pisau: punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan
pipih
Ø Lopis dicirikan melalui sirip
duburnya yang menyambung dengan sirip ekor berawal tepat di belakang sirip
perut yang dihubungkan dengan sisik-sisik kecil
Ø Bentuk kepala dekat punggung
cekung dan rahangnya semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai
jauh melampaui batas bagian belakang mata pada ikan yang sudah besar
Ø Betina memiliki sirip perut
relatif pendek dan tidak menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk
bulat
Ø Jantan memiliki sirip perut
lebih panjang dan menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk tabung,
ukuran lebih kecil daripada betina
Ø Jika jantan siap pijah alat
kelamin memerah dan mengeluarkan cairan putih (cairan sperma) jika
ditekan/diurut
Ø Belida lebih aktif pada malam
hari, dan mulai respon terhadap makanan pada sore hari
Ø Hewan ini menyukai bagian
gelap dari sungai, biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan
8. Mentilin (Tarsius bancanus)
Khas Bangka
Belitung
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Primata
Ø Upaordo : Haplorrhini
Ø Infraordo : Tarsiiformes
Ø Familia : Tarsiidae
Ø Genus : Tarsius
Ø Spesies : Tarsius bancanus
v Nama Indonesia : Mentilin
v Nama Daerah : Palilean (Bahasa Daerah Bangka
Belitung)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Tarsius bancanus atau
Horsfield’s Tarsier mempunyai ciri-ciri dan perilaku seperti jenis-jenis
tarsius lainnya
Ø Panjang tubuhnya sekitar 12-15
cm dengan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram (betina)
Ø Bulu tubuh Tarsius bancanus
berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu kecoklatan
Ø Tarsius bancanus tersebar di Indonesia
(pulau Kalimantan, Sumatera, dan pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung,
dan Karimata), Malaysia (Sabah dan Serawak) dan Brunei Darussalam
9. Beruang Madu (Helarctos
malayanus)
Khas Bengkulu
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Carnivora
Ø Familia : Ursidae
Ø Genus : Helarctos
Ø Spesies : Helarctos malayanus
v Nama Indonesia : Beruang Madu
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Bengkulu)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Panjang tubuhnya 1,40 m,
tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50 – 65 kg
Ø Bulu beruang madu cenderung
pendek, berkilau dan pada umumnya hitam, matanya berwarna cokelat atau biru, selain
itu hidungnya relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong
Ø Jenis bulu beruang madu adalah
yang paling pendek dan halus dibandingkan beruang lainnya, berwarna hitam kelam
atau hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna
oranye yang dipercaya menggambarkan matahari terbit
Ø Berbeda dengan beruang madu
dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang lebih lembut,
tipis dan bersinar
Ø Karena hidupnya di pepohonan
maka telapak kaki beruang ini tidak berbulu sehingga ia dapat bergerak dengan
kecepatan hingga 48 kilometer per jam dan memiliki tenaga yang sangat kuat
Ø Kepala beruang madu relatif
besar sehingga menyerupai anjing yakni memiliki telinga kecil dan berbentuk
bundar
Ø Beruang jenis ini memiliki
lidah yang sangat panjang dan dapat dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam
untuk menyarikan madu dari sarang lebah di pepohonan
Ø Selain itu, lidah yang
panjangnya dapat melebihi 25 cm itu juga digunakan untuk menangkap serangga
kecil di batang pohon
Ø Beruang madu memiliki
penciuaman yang sangat tajam dan memiliki kuku yang panjang di keempat
lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan
10. Gajah Sumatera (Elephas
maximus sumatranus)
Khas Lampung
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Proboscidea
Ø Familia : Elephantidae
Ø Genus : Elephas
Ø Spesies : Elephas maximus
Ø Upaspesies : Elephas maximus sumatranus
v Nama Indonesia : Gajah Sumatera
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Lampung)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Gajah sumatera berpostur lebih
kecil daripada subspesies gajah india
Ø Gajah sumatera adalah mamalia
terbesar di Indonesia, beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5 meter
pada bahu
Ø Periode kehamilan untuk bayi
gajah sumatera adalah 22 bulan dengan umur rata-rata sampai 70 tahun
Ø Herbivora raksasa ini sangat
cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat
lain
Ø Herbivora raksasa ini sangat
cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat
lain
Ø Belalainya digunakan untuk
mendapatkan makanan dan air dengan cara memegang atau menggenggam bagian
ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup
11. Badak Jawa (Rhinoceros
sondaicus)
Khas Banten
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Perissodactyla
Ø Familia : Rhinocerotidae
Ø Genus : Rhinoceros
Ø Spesies : Rhinoceros sondaicus
v Nama Indonesia : Badak Jawa
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Banten)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Badak jawa lebih kecil
daripada sepupunya, badak india, dan memiliki besar tubuh yang dekat dengan
badak hitam
Ø Panjang tubuh badak Jawa
(termasuk kepalanya) dapat lebih dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m
Ø Badak dewasa dilaporkan
memiliki berat antara 900 dan 2.300 kilogram
Ø Tidak terdapat perbedaan besar
antara jenis kelamin, tetapi badak Jawa betina ukuran tubuhnya dapat lebih
besar
Ø Seperti sepupunya di India,
badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula).
Ø Culanya adalah cula terkecil
dari semua badak, biasanya lebih sedikit dari 20 cm dengan yang terpanjang
sepanjang 27 cm
Ø Badak jawa jarang menggunakan
culanya untuk bertarung, tetapi menggunakannya untuk memindahkan lumpur di
kubangan, untuk menarik tanaman agar dapat dimakan, dan membuka jalan melalui
vegetasi tebal
12. Elang Bondol (Haliastur
indus)
Khas DKI
Jakarta
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Accipitriformes
Ø Familia : Accipitridae
Ø Genus : Haliastur
Ø Spesies : Haliastur indus
v Nama Indonesia : Elang Bondol
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah DKI
Jakarta)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Elang bondol berkuran sedang
(43-51 cm)
Ø Memiliki sayap yang lebar
dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang
Ø Bagian kepala, leher dan dada
berwarna putih, sisanya berwarna merah bata pucat, bagian ujung bulu primer
berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning
Ø Pada individu anak secara
keseluruhan berwarna coklat gelap, pada beberapa bagian bergaris-garis putih
mengkilap
Ø Elang bondol lebih mirip
burung pemakan bangkai dibanding burung pemangsa, namun burung ini memangsa
buruan kecil seperti ikan, kepiting, kerang, katak, pengerat, reptil, dan
bahkan serangga
Ø Elang bondol mencari makan di
atas daratan maupun di atas permukaan air, burung ini terbang melayang di
ketinggian 20 - 50 meter di atas permukaan
Ø Elang bondol menangkap
mangsanya di atas permukaan air dengan cakarnya, burung ini tidak menyelam ke
dalam air
Ø Elang bondol juga memakan
bangkai dari sisa-sisa makanan dan sampah sehingga burung ini cukup umum
ditemukan di sekitar pelabuhan dan pesisir tempat pengolahan ikan
13. Macan Tutul Jawa (Panthera
pardus melas)
Khas Jawa
Barat
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Carnivora
Ø Familia : Felidae
Ø Genus : Panthera
Ø Spesies : Panthera pardus
Ø Upaspesies : Panthera pardus melas
v Nama Indonesia : Macan Tutul Jawa
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Jawa Barat)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Macan tutul ini memiliki dua
variasi warna kulit yaitu berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang)
Ø Dibandingkan dengan macan
tutul lainnya, macan tutul jawa berukuran paling kecil, dan mempunyai indra
penglihatan dan penciuman yang tajam
Ø Subspesies ini pada umumnya
memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam mengilap, dengan
bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah cahaya
terang
Ø Bulu hitam Macan Kumbang
sangat membantu dalam beradaptasi dengan habitat hutan yang lebat dan gelap
Ø Macan Kumbang betina serupa,
dan berukuran lebih kecil dari jantan
Ø Hewan ini soliter, kecuali
pada musim berbiak. Macan tutul ini lebih aktif berburu mangsa di malam hari.
Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan lebih kecil biasanya diletakkan di atas
pohon
Ø Macan tutul merupakan
satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Frekuensi tipe
hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam ini terjadi akibat satu alel
resesif yang dimiliki hewan ini
14. Kepudang Kuduk-Hitam (Oriolus
chinensis)
Khas Jawa
Tengah
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Oriolidae
Ø Genus : Oriolus
Ø Spesies : Oriolus chinensis
v Nama Indonesia : Kepudang Kuduk-Hitam / Kepodang Emas
v Nama Daerah : Bicarung (Bahasa Daerah Jawa Tengah)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Kepodang emas adalah burung
berkicau (Passeriformes) yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal
sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi dan bersih termasuk
dalam membuat sarang
Ø Kepodang merupakan salah satu
jenis burung yang sulit dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan
bentuk fisiknya
Ø Burung kepodang termasuk jenis
burung kurungan karena dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah, oleh
karenanya burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya
semakin kecil
Ø Burung ini hidup di
hutan-hutan terutama di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis dan
biasanya hidup berpasangan
Ø Burung kepodang berukuran
relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm
Ø Burung ini berwarna hitam dan
kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, bulu terbang sebagian
besar hitam
Ø Tubuh bagian bawah
keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan
sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, kaki hitam
Ø Burung ini menghuni hutan
terbuka, hutan mangrove, hutan pantai, di tempat-tempat tersebut dapat dikenali
dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, mencolok dan terbangnya menggelombang
15. Perkutut Jawa (Geopelia
striata)
Khas Daerah
Istimewa Yogyakarta
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Columbiformes
Ø Familia : Columbidae
Ø Genus : Geopelia
Ø Spesies : Geopelia striata
v Nama Indonesia : Perkutut Jawa
v Nama Daerah : Sinom (Bahasa Daerah DIY)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Perkutut jawa memiliki tubuh
berukuran kecil (21 cm)
Ø Tubuh ramping, ekor panjang
Ø Kepala abu-abu, leher dan
bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam
Ø Bulu sisi terluar ekor
kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua
Ø Hidup berpasangan atau
kelompok kecil
Ø Makan di permukaan tanah
Ø Kadang berkumpul untuk minum
di sumber air
Ø Sarang berbentuk datar tipis
dari ranting-ranting
Ø Telur berwarna putih, jumlah 2
butir. Berbiak bulan Januari-September
Ø Suara perkutut jawa relatif
kecil dan tipis jika di bandingkan dengan jenis perkutut thailand atau acapkali
di sebut dengan perkutut bangkok
16. Ayam Hutan Hijau (Gallus
varius)
Khas Jawa
Timur
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Galliformes
Ø Familia : Phasianidae
Ø Genus : Gallus
Ø Spesies : Gallus varius
v Nama Indonesia : Ayam Hutan Hijau
v Nama Daerah : Ayam Berkisar / Ayam Alas (Bahasa
Daerah Jawa Timur)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Burung yang berukuran besar,
panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 60 cm
pada ayam jantan, dan 42 cm pada yang betina
Ø Jengger pada ayam jantan tidak
bergerigi, melainkan membulat tepinya; merah, dengan warna kebiruan di
tengahnya
Ø Bulu-bulu pada leher, tengkuk
dan mantel hijau berkilau dengan tepian (margin) kehitaman, nampak seperti
sisik ikan
Ø Penutup pinggul berupa
bulu-bulu panjang meruncing kuning keemasan dengan tengah berwarna hitam
Ø Sisi bawah tubuh hitam, dan
ekor hitam berkilau kehijauan
Ø Ayam betina lebih kecil,
kuning kecoklatan, dengan garis-garis dan bintik hitam
Ø Iris merah, paruh abu-abu
keputihan, dan kaki kekuningan atau agak kemerahan
Ø Ayam ini kerap terlihat dalam
kelompok, 2 – 7 ekor atau lebih, mencari makanan di rerumputan di dekat
kumpulan ungulata besar seperti kerbau, sapi atau banteng
Ø Pada malam hari, kelompok ayam
hutan ini tidur tak berjauhan di rumpun bambu, perdu-perduan, atau daun-daun
palem hutan pada ketinggian 1,5 – 4 m di atas tanah
17. Jalak Bali (Leucopsar
rothschildi)
Khas Bali
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Sturnidae
Ø Genus : Leucopsar
Ø Spesies : Leucopsar rothschildi
v Nama Indonesia : Jalak Bali
v Nama Daerah : Curik (Bahasa Daerah Bali)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Jalak Bali (Leucopsar
rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang
lebih kurang 25cm
Ø Jalak Bali memiliki ciri-ciri
khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada
ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam
Ø Bagian pipi yang tidak
ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan
Ø Burung jantan dan betina
serupa
Ø Jenis ini aktif mencari makan
di antara pohon dan tumbuhan bawah di hutan. Utamanya di daerah ekoton yaitu
antara kawasan berhutan dan padang rumput yang luas, serta di sepanjang hutan
pinggiran sungai
Ø Umumnya hidup dalam kelompok
kecil atau berpasangan
Ø Jalak bali merupakan burung
yang jarang mencari makan di atas permukaan tanah namun, saat musim kering ia
akan turun ke tanah untuk mencari avertebrata
18. Rusa Timor (Cervus
timorensis)
Khas Nusa
Tenggara Barat
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Artiodactyla
Ø Familia : Cervidae
Ø Upafamilia : Cervinae
Ø Genus : Cervus
Ø Spesies : Cervus timorensis
v Nama Indonesia : Rusa Timor
v Nama Daerah : Menjangan (Bahasa Daerah Nusa
Tenggara Barat)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Mempunyai bulu berwarna coklat
kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor
berwarna putih
Ø Rusa timor dewasa mempunyai
panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara
91-110 cm
Ø Rusa jantan memiliki tanduk
(ranggah) yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat
umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai dengan
terdapatnya 3 ujung runcing
Ø Rusa timor (Cervus timorensis)
merupakan hewan yang dapat aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari
(nokturnal), tergantung kondisi habitatnya
Ø Rusa timor sebagaimana rusa
lainnya termasuk hewan pemamah biak yang menyukai daun-daunan dan berbagai
macam buah-buahan. Rusa memakan berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun
muda, daun tua, maupun batang muda
Ø Umumnya rusa timor bersifat
poligamus yaitu satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Rusa betina
mempunyai anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak
19. Komodo (Varanus
komodoensis)
Khas Nusa
Tenggara Timur
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Reptilia
Ø Ordo : Squamata
Ø Upaordo : Autarchoglossa
Ø Familia : Varanidae
Ø Genus : Varanus
Ø Spesies : Varanus komodoensis
v Nama Indonesia : Komodo
v Nama Daerah : Ora (Bahasa Daerah Nusa Tenggara
Timur)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Komodo merupakan kadal
terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m
Ø Ukurannya yang besar ini
berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya
tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak
adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme
komodo yang kecil
Ø Karena besar tubuhnya, kadal
ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup
Ø Di alam bebas, komodo dewasa
biasanya memiliki berat sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di
penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar
Ø Spesimen liar terbesar yang
pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram,
termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya
Ø Komodo memiliki ekor yang sama
panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam
sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap diganti
20. Enggang/Rangkong Gading (Buceros
vigil)
Khas Kalimantan
Barat
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Coraciiformes
Ø Familia : Bucerotidae
Ø Genus : Buceros
Ø Spesies : Buceros vigil
v Nama Indonesia : Enggang/Rangkong Gading
v Nama Daerah : Tingan (Bahasa Daerah Kalimantan
Barat)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Binatang yang dilindungi ini
pada usia mudanya mempunyai paruh dan mahkota berwarna putih
Ø Seiring usianya, paruh dan
mahkotanya akan berubah warna menjadi oranye dan merah, ini akibat dari
seringnya enggang menggesekkan paruh ke kelenjar penghasil warna oranye merah
yang terletak di bawah ekornya
Ø Burung ini menyukai daun Ara
sebagai makanan favoritnya, tapi tidak jarang juga makan serangga, tikus, kadal
bahkan burung kecil
Ø Burung enggang biasa
bertengger di pohon yang tinggi, sebelum terbang Enggang memberikan tanda
dengan mengeluarkan suara gak yang keras
Ø Ketika sudah mengudara kepakan
sayap enggang mengeluarkan suara yang dramatik
Ø Burung ini hidup berkelompok
sekitar 2 sampai 10 ekor tiap pohon
Ø Terkadang burung terbang
bersama dalam jumlah antara 20-30 ekor
Ø Suara enggang ini sangat khas
dan nyaring sekali seakan-akan memanggil sekawanannya di balik pohon yang
rindang
Ø Musim telurnya dari bulan
April sampai Juli dan anak-anak burung yang lebih besar membantu burung jantan
dewasa menyediakan makan bagi burung betina dan anak-anaknya yang baru menetas
21.
Kuau Kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri)
Khas
Kalimantan Tengah
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Galliformes
Ø Familia : Phasianidae
Ø Genus : Polyplectron
Ø Spesies : Polyplectron schleiermacheri
v Nama Indonesia : Kuau Kerdil Kalimantan
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Kalimantan
Tengah)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Kuau-kerdil Kalimantan,
Polyplectron schleiermacheri, adalah jenis kuau-kerdil berukuran sedang yang
berhabitat di hutan hujan dataran rendah Pulau Kalimantan
Ø Kuau ini adalah jenis kuau
merak yang paling langka dan sudah jarang ditemui
Ø Cirinya adalah ukuran tubuhnya
yang maksimal dapat tumbuh sampai 50 cm dengan bintik-bintik pada tubuhnya
Ø Berukuran sedang (jantan 42
cm, betina 38 cm)
Ø Pada sayap dan ekor, terdapat
tanda bintik metalik berbentuk seperti mata (hijau pada jantan, biru pada
betina)
Ø Jantan: jambul hijau metalik,
dada hijau keunguan mengkilap, tenggorokan dan bercak dada putih
Ø Betina: lebih suram dan lebih
biru. Keduanya: pipi dan tenggorokan kuning pucat, kontras dengan bulu lainnya
Ø Iris kuning, paruh kehijauan
gelap, kulit muka gundul dan merah, kaki dan tungkai hitam (jantan dengan dua
taji)
Ø Bertengger di pohon, tetapi
berjalan diam-diam di lantai hutan sepanjang siang
Ø Jantan bersuara serta
memainkan sayap dan ekornya, tetapi tidak punya tempat menetap
22.
Bekantan (Nasalis larvatus)
Khas
Kalimantan Selatan
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Primata
Ø Familia : Cercopithecidae
Ø Upafamilia : Colobinae
Ø Genus : Nasalis
Ø Spesies : Nasalis larvatus
v Nama Indonesia : Bekantan
v Nama Daerah : Bangkatan (Bahasa Daerah Kalimantan
Selatan)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Bekantan atau dalam nama
ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan
rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam
genus tunggal monyet Nasalis
Ø Ciri-ciri utama yang
membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang
hanya ditemukan di spesies jantan
Ø Fungsi dari hidung besar pada
bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi
alam
Ø Monyet betina lebih memilih
jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya
Ø Bekantan jantan berukuran
lebih besar dari betina
Ø Ukurannya dapat mencapai 75 cm
dengan berat mencapai 24 kg
Ø Monyet betina berukuran 60 cm
dengan berat 12 kg
Ø Spesies ini juga memiliki
perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya
Ø Selain buah-buahan dan
biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas
pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan
jadi membuncit
23. Pesut
Mahakam (Orcaella brevirostris)
Khas
Kalimantan Timur
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Cetacea
Ø Familia : Delphinidae
Ø Genus : Orcaella
Ø Spesies : Orcaella brevirostris
v Nama Indonesia : Pesut Mahakam
v Nama Daerah : Lamud (Bahasa Daerah Kalimantan
Timur)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Seluruh tubuh berwarna kelabu
hingga biru tua, bagian bawahnya berwarna lebih pucat
Ø Tidak ada pola yang khas
Ø Sirip punggung kecil dan
membulat di tengah punggung
Ø Dahinya tinggi dan membulat;
tidak bermoncong
Ø Sirip tangan lebar membulat
Ø Penampilan pesut mirip dengan
beluga, meski lebih berkerabat dengan orka
Ø Spesies ini mempunyai melon
(jaringan berlemak dan berminyak di kepala)
Ø Moncongnya tidak khas
Ø Sirip punggung yang terletak
dua pertiga posterior di punggung, pendek, tumpul, dan segitiga
Ø Pesut dewasa beratnya lebih
dari 130 kg dan panjangnya 2,3 m pada saat dewasa
24. Gajah
Kalimantan (Elephas maximus borneensis)
Khas
Kalimantan Utara
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Proboscidea
Ø Familia : Elephantidae
Ø Genus : Elephas
Ø Spesies : Elephas maximus
Ø Upaspesies : Elephas maximus borneensis
v Nama Indonesia : Gajah Kalimantan
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Kalimantan
Utara)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Gajah Kalimantan diberi nama
Bornean Pygmy Elephant karena bentuk yang kecil daripada gajah lain yang ada di
dunia
Ø Dari tinggi badan, sub-spesies
baru ini adalah kira-kira lebih pendek dari pada gajah lainnya
Ø Gajah jantan memiliki tinggi
badan antara 1,7 meter hingga 2,6 meter dan tinggi gajah betina antara 1,5
meter hingga 2,5 meter
Ø Gajah Kalimantan berkulit
abu-abu kehitaman
Ø Ukuran gajah Kalimantan
terkecil diantara gajah-gajah Asia lainnya, bentuk tubuh lebih bulat, ekor
panjang hampir ke tanah, gading lebih lurus, kepala bagian dorsal terdapat
cekungan dibagian tengahnya, serta lebih teradaptasi untuk hidup di daerah
perbukitan
Ø Gajah Kalimantan mempunyai
telinga lebih besar, tinggi individu jantan 2,5 meter, sedangkan gajah Asia
lainnya dapat mencapai 3 meter, mempunyai warna yang sama dengan gajah Asia lainnya
25. Julang
Sulawesi (Aceros cassidix)
Khas Sulawesi
Selatan
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Coraciiformes
Ø Familia : Bucerotidae
Ø Genus : Aceros
Ø Spesies : Aceros cassidix
v Nama Indonesia : Julang Sulawesi
v Nama Daerah : Taong (Bahasa Daerah Sulawesi
Selatan)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Panjang tubuh dapat mencapai
100 cm pada jantan, dan 88 cm pada betina
Ø Julang Sulawesi memiliki
tanduk (casque) yang besar di atas paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning
pada betina
Ø Paruh berwarna kuning dan
memiliki kantung biru pada tenggorokan
Ø Burung ini memiliki warna
mencolok mata, dengan warna tubuh hitam, paruh kuning emas, dan warna merah
mencolok di atas paruhnya, ekor berwarna putih, warna biru di sekitar mata,
kaki kehitaman dan warna leher biru
Ø Berukuran sangat besar, berekor
putih dan paruh bertanduk
Ø Jantan: tanduk merah tua;
kepala, leher dan dada bungalan merah-karat
Ø Betina: kepala dan leher
hitam, tanduk kuning lebih kecil
Ø Julang sulawesi menghuni hutan
primer dan hutan rawa
26. Mandar
Dengkur (Aramidopsis plateni)
Khas Sulawesi
Barat
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Gruiformes
Ø Familia : Rallidae
Ø Genus : Aramidopsis
Ø Spesies : Aramidopsis plateni
v Nama Indonesia : Mandar Dengkur
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Sulawesi
Barat)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Tinggi burung ini adalah 29
cm, paruhnya agak panjang, muka dan bagian bawahnya berwarna abu-abu;
tenggorokan keputih-putihan; sisi perut berpalang hitam dan putih dan paruhnya
berwarna kemerahan
Ø Bunyi burung mandar dengkur
adalah lebih terdengar mendengkur tenang selama 1-2 detik, termasuk suara
singkat wheez yang diikuti cepat oleh suara dengkur ee-orrrr yang
berlarut-larut, panjang, yang dengan mudah bisa salah dikenali sebagai suara
babi liar
Ø Juga suara napas yang singkat
dan redam
Ø Hidup berpasangan atau
berkelompok dalam jumlah kecil
Ø Sangat mencolok ketika
terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang
serta saling meneriaki
Ø Bila sedang bersuara dari
tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan
Ø Menghuni hutan primer dan
sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan
yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang
pohonnya jarang
27. Anoa
(Bubalus
quarlesi & Bubalus depressicornis)
Khas Sulawesi
Tenggara
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Artiodactyla
Ø Familia : Bovidae
Ø Upafamilia : Bovinae
Ø Genus : Bubalus
Ø Spesies : Bubalus quarlesi (Anoa pegunungan)
Bubalus depressicornis (Anoa dataran rendah)
v Nama Indonesia : Anoa
v Nama Daerah : Kadue (Bahasa Daerah Sulawesi
Tenggara)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Bentuk anoa menyerupai kerbau
dengan ukuran tubuh lebih kecil seperti kambing
Ø Kulit berwarna kelabu
kehitaman
Ø Tanduk meruncing lurus
kebelakang
Ø Bentuk wajah menyerupain
kambing
Ø Bulu-bulu halus kecoklatan
Ø Ada dua spesies anoa, yaitu:
Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis). Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah
manusia. Keduanya juga termasuk jenis yang agresif dan sulit dijinakkan untuk
dijadikan hewan ternak (domestikasi). Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan
bentuk tanduk dan ukuran tubuh
Ø
Anoa dataran rendah relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut,
serta memiliki tanduk melingkar Sementara anoa pegunungan lebih besar, ekor panjang, berkaki
putih, dan memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga
Ø
Penampilan mereka mirip dengan kerbau, dengan
berat berat tubuh 150-300 kilogram dan tinggi 75 centimeter
28. Maleo
Senkawor (Macrocephalon maleo)
Khas Sulawesi
Tengah
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Galliformes
Ø Familia : Megapodiidae
Ø Genus : Macrocephalon
Ø Spesies : Macrocephalon maleo
v Nama Indonesia : Maleo Senkawor
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Sulawesi Tengah)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Maleo Senkawor atau Maleo,
yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung gosong
berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya
burung di dalam genus tunggal Macrocephalon
Ø Yang unik dari maleo adalah,
saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang
Ø Ukuran telur burung maleo
beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata 11 cm, dan
perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur ayam
Ø Burung ini memiliki bulu
berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan,
kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan
Ø Di atas kepalanya terdapat
tanduk atau jambul keras berwarna hitam
Ø Jantan dan betina serupa
Ø Biasanya betina berukuran
lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan
Ø Maleo bersarang di daerah
pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang
hangat dari panas bumi untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar, mencapai
lima kali lebih besar dari telur ayam
29. Ikan
Bulalao (Liza dussumieri)
Khas Gorontalo
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Pisces
Ø Ordo : Perciformes
Ø Familia : Mugilidae
Ø Genus : Liza
Ø Spesies : Liza dussumieri
v Nama Indonesia : Ikan Bulalao
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Gorontalo)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Ikan Bulalao (Liza dussumieri)
adalah spesies ikan berhabitat di air laut
Ø Ikan ini mirip dengan ikan
Belanak (Valamugil seheli) yang merupakan kerabat satu familia, yaitu Mugilidae
Ø Ikan ini berbentuk kecil
memanjang
Ø Ikan bulala’o merupakan
sejenis ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat disana
Ø Bentuk tubuhnya seperti ikan
bandeng, ramping panjang denga dua sirip dorsal disekitar abdomen dan ekor
serta sirip ventral dan sirip anal dengan ukuran sirip Habitat ikan ini hidup
disekitar dekat pantai atau air payauyang sama dengan sirip atas (dorsal)
Ø Panjang tubuh ikan ini sekitar
kurang lebih 15 cm
Ø Makanan ikan ini adalah
ganggang, plankton dan partikel anorganik yang mengendap di dasar laut
Ø Ikan Bulalao banyak ditemukan
di kawasan Samudra Pasifik
30. Binatang
Hantu/Kera Hantu/Monyet Hantu (Tarsius tarsier)
Khas Sulawesi
Utara
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Primata
Ø Familia : Tarsiidae
Ø Genus : Tarsius
Ø Spesies : Tarsius tarsier
v Nama Indonesia : Binatang Hantu/Kera Hantu/Monyet Hantu
v Nama Daerah : Tangkasi (Bahasa Daerah Sulawesi
Utara)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Tarsius tarsier (Binatang
Hantu/Kera Hantu/Monyet Hantu) adalah suatu jenis primata kecil, memiliki tubuh
berwarna coklat kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan
telinga menghadap ke depan dan memiliki bentuk yang lebar
Ø Nama Tarsius diambil karena
ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang
membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter
(hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya
Ø Tarsius juga memiliki ekor
panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya
Ø Setiap tangan dan kaki hewan
ini memiliki lima jari yang panjang
Ø Jari-jari ini memiliki kuku,
kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar yang digunakan untuk grooming
Ø Yang paling istimewa dari
Tarsius adalah matanya yang besar
Ø Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan
besar otaknya sendiri
Ø Mata ini dapat digunakan untuk
melihat dengan tajam dalam kegelapan tetapi sebaliknya, hewan ini hampir tidak
bisa melihat pada siang hari
Ø Kepala Tarsius dapat memutar
hampir 180 derajat baik ke arah kanan maupun ke arah kiri, seperti burung hantu
31. Bidadari
Halmahera (Semioptera wallacii)
Khas Maluku
Utara
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Paradisaeidae
Ø Genus : Semioptera
Ø Spesies : Semioptera wallacii
v Nama Indonesia : Bidadari Halmahera
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Maluku
Utara)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Burung Bidadari halmahera,
Semioptera wallacii adalah jenis cendrawasih berukuran sedang, sekitar 28cm,
berwarna cokelat-zaitun
Ø Burung jantan bermahkota warna
ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud
Ø Cirinya yang paling mencolok
adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan
bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini
Ø Burung betinanya yang kurang
menarik berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil serta punya ekor
lebih panjang dibandingkan burung jantan
Ø Makanannya terdiri dari
serangga, artropoda, dan buah-buahan
Ø Burung jantan bersifat
poligami
Ø Mereka berkumpul dan
menampilkan tarian udara yang indah, meluncur dengan sayapnya dan mengembangkan
bulu pelindung dadanya yang berwarna hijau mencolok sementara bulu putih
panjangnya di punggungnya dikibar-kibarkan
32. Nuri
Raja Ambon (Alisterus amboinensis)
Khas Maluku
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Psittaciformes
Ø Superfamilia : Psittacoidae
Ø Familia : Psittaculidae
Ø Upafamilia : Psittaculinae
Ø Genus : Alisterus
Ø Spesies : Alisterus amboinensis
v Nama Indonesia : Nuri Raja Ambon
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Maluku)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Penampilan jantan dan betina
kelihatan sama, dengan kepala dan bagian atas badan yang didominasi dengan
warna merah, sayap hijau (biru pada satu subspesies), dan punggung dan ekor
biru
Ø Di alam liar, burung ini
mendiami hutan hujan dan memakan buah-buahan, biji-bijian dan kuncup
Ø Ukuran mereka 35 cm
Ø Ekornya panjang dan lebar
Ø Kepala dan tubuh bagian bawah
berwarna merah
Ø Sayap mereka berwarna
seluruhnya hijau gelap
Ø Burung yang masih muda:
terdapat mantel hijau, dan lingkar mata berwarna putih
Ø Suara nuri-raja ambon mirip
dengan suara panggilan Nuri-raja Sayap-kuning
33. Cenderawasih
Merah (Paradisaea rubra)
Khas Papua
Barat
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Paradisaeidae
Ø Genus : Paradisaea
Ø Spesies : Paradisaea rubra
v Nama Indonesia : Cenderawasih Merah
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Papua
Barat)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Cenderawasih merah (nama
ilmiah : Paradisaea rubra) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan
panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea
Ø Burung ini berwarna kuning dan
coklat, dan berparuh kuning
Ø Burung jantan dewasa berukuran
sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung
berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap
dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda
berwarna hitam
Ø Burung betina berukuran lebih
kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya
bulu-bulu hiasan
Ø Cenderawasih merah adalah spesies
yang bersifat poligami
Ø Burung jantan memikat pasangan
dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya
Ø Setelah kopulasi, burung
jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain
Ø Burung betina menetaskan dan
mengasuh anak burung sendiri
Ø Pakan burung Cenderawasih
Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga
34. Cenderawasih 12 Kawat
(Seleucidis melanoleucus)
Khas
Papua
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Paradisaeidae
Ø Genus : Seleucidis
Ø Spesies : Seleucidis melanoleucus
v Nama Indonesia : Cenderawasih 12 Kawat
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Papua)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Cenderawasih merah (nama
ilmiah : Paradisaea rubra) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan
panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea
Ø Cenderawasih 12 kawat (nama
ilmiah: Seleucidis melanoleucus) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang,
dengan panjang sekitar 33cm, dari genus tunggal Seleucidis
Ø Burung jantan dewasa mempunyai
bulu berwarna hitam mengilap, pada bagian sisi perutnya dihiasi bulu-bulu
berwarna kuning dan dua belas kawat berwarna hitam
Ø Burung ini berparuh panjang
lancip berwarna hitam dengan iris mata berwarna merah
Ø Burung betina berwarna coklat,
berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi bulu-bulu berwarna
kuning ataupun kedua belas kawat di sisi perutnya
Ø Cenderawasih 12 Kawat adalah
poligami spesies
Ø Burung jantan memikat pasangan
dengan menggunakan kedua belas kawat pada ritual tariannya
Ø Setelah kopulasi, burung
jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain
Ø Burung betina menetaskan dan
mengasuh anak burung sendiri
Ø Pakan burung Cenderawasih 12 Kawat
terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga
35.
Cenderawasih Kuning-Besar (Paradisaea apoda)
Khas
Teluk Cendrawasih
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Passeriformes
Ø Familia : Paradisaeidae
Ø Genus : Paradisaea
Ø Spesies : Paradisaea apoda
v Nama Indonesia : Cenderawasih Kuning-Besar
v Nama Daerah : (Bahasa Daerah Teluk
Cendrawasih)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Cenderawasih kuning-besar
(nama ilmiah: Paradisaea apoda) adalah burung Cenderawasih berukuran besar,
sepanjang sekitar 43 cm, berwarna coklat marun dan bermahkota kuning
Ø Tenggorokannya berwarna hijau
zamrud dan bantalan dadanya cokelat kehitaman
Ø Burung jantan dihiasi
bulu-bulu panggul yang besar warna kuning dan punya sepasang ekor kawat yang
panjang
Ø Burung betina berbulu cokelat
marun tak bergaris
Ø Makanannya terdiri dari buah-buahan,
biji serta serangga kecil
Ø Cenderawasih kuning-besar
adalah spesies yang bersifat poligami
Ø Burung jantan memikat pasangan
dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya
Ø Setelah kopulasi, burung
jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain
Ø Burung betina menetaskan dan
mengasuh anak burung sendiri
36. Sapi
(Bos
taurus)
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Artiodactyla
Ø Familia : Bovidae
Ø Upafamilia : Bovinae
Ø Genus : Bos
Ø Spesies : Bos taurus
v Nama Indonesia : Sapi
v Nama Daerah : Tedong (Bahasa Daerah Makassar)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Tubuhnya trengginas (lawannya
loyo) dan kekar
Ø Memiliki mata yang cerah
Ø Memiliki kaki yang kokoh dan
kuat
Ø Kulitnya lentur
Ø Mempunyai
kelenjar susu
Ø Memiliki
darah panas
Ø Menyusui
Ø Tubuhnya
berbulu atau berambut
Ø Berkembangbiak
dengan melahirkan
37. Kambing
(Capra
aegagrus hircus)
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Artiodactyla
Ø Familia : Bovidae
Ø Upafamilia : Caprinae
Ø Genus : Capra
Ø Spesies : Capra aegagrus
Ø Upaspesies : Capra aegagrus hircus
v Nama Indonesia : Kambing
v Nama Daerah : Bembe (Bahasa Daerah Makassar)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Kambing liar jantan maupun
betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar
Ø Umumnya, kambing mempunyai
janggut, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berrambut lurus dan
kasar
Ø Panjang tubuh kambing liar,
tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12
sentimeter - 15 sentimeter
Ø Bobot yang betina 50 kilogram
- 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram
Ø Di alam aslinya, kambing hidup
berkelompok 5 sampai 20 ekor
Ø Dalam pengembaraannnya mencari
makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua,
sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan
Ø Waktu aktif mencari makannya
siang maupun malam hari
Ø Makanan utamanya adalah
rumput-rumputan dan dedaunan
38. Kuda
(Equus
caballus)
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Perissodactyla
Ø Familia : Equidae
Ø Genus : Equus
Ø Spesies : Equus caballus
v Nama Indonesia : Kuda
v Nama Daerah : Jarang (Bahasa Daerah Makassar)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Mempunyai
kelenjar susu
Ø Memiliki kaki yang kokoh dan
kuat
Ø Menyusui
Ø Tubuhnya
berbulu atau berambut
Ø Berkembangbiak
dengan melahirkan
Ø Kuda-kuda yang ringan, seperti
kuda Arab, Morgan, Quarter Horse, Paint dan Thoroughbred beratnya bisa mencapai
sekitar 590 kg
Ø Kuda yang "berat"
atau kuda beban, seperti misalnya Clydesdale, Draft, Percheron, dan Shire
beratnya dapat mencapai hingga 907 kg
39. Ayam
(Gallus
gallus domesticus)
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Aves
Ø Ordo : Galliformes
Ø Familia : Phasianidae
Ø Genus : Gallus
Ø Spesies : Gallus gallus
Ø Upaspesies : Gallus gallus domesticus
v Nama Indonesia : Ayam
v Nama Daerah : Jangang (Bahasa Daerah Makassar)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Ayam menunjukkan perbedaan
morfologi di antara kedua tipe kelamin (dimorfisme seksual)
Ø Ayam jantan (jago, rooster)
lebih atraktif, berukuran lebih besar, memiliki jalu panjang, berjengger lebih
besar, dan bulu ekornya panjang menjuntai
Ø Ayam betina (babon, hen)
relatif kecil, berukuran kecil, jalu pendek atau nyaris tidak kelihatan,
berjengger kecil, dan bulu ekor pendek
Ø Perkelaminan ini diatur oleh
sistem hormon
Ø Apabila terjadi gangguan pada
fungsi fisiologi tubuhnya, ayam betina dapat berganti kelamin menjadi jantan
karena ayam dewasa masih memiliki ovotestis yang dorman dan sewaktu-waktu dapat
aktif
Ø Sebagai hewan peliharaan, ayam
mampu mengikuti ke mana manusia membawanya
Ø Hewan ini sangat adaptif dan
dapat dikatakan bisa hidup di sembarang tempat, asalkan tersedia makanan
baginya
Ø Karena kebanyakan ayam
peliharaan sudah kehilangan kemampuan terbang yang baik, mereka lebih banyak
menghabiskan waktu di tanah atau kadang-kadang di pohon
Ø Ayam berukuran kecil kadang-kadang
dimangsa oleh unggas pemangsa, seperti elang
40. Kucing
(Felis
catus)
Keterangan :
v Klasifikasi Ilmiah :
Ø Kingdom : Animalia
Ø Phylum : Chordata
Ø Class : Mammalia
Ø Ordo : Carnivora
Ø Familia : Felidae
Ø Upafamilia : Felinae
Ø Genus : Felis
Ø Spesies : Felis catus
v Nama Indonesia : Kucing
v Nama Daerah : Miong (Bahasa Daerah Makassar)
v Ciri-Ciri Yang Dimiliki :
Ø Kucing biasanya memiliki berat
badan antara 2,5 hingga 7 kilogram dan jarang melebihi 10 kg
Ø Bila diberi makan berlebihan,
kucing dapat mencapai berat badan 23 kg
Ø Dalam penangkaran, kucing
dapat hidup selama 15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 38 tahun
3 hari yang bernama Creme Puff
Ø Kucing peliharaan yang tidak
diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan dapat hidup lebih lama (mengurangi
risiko perkelahian dan kecelakaan)
Ø Kucing liar yang hidup di
lingkungan urban modern hanya hidup selama 2 tahun atau bahkan kurang dari itu
Ø Kucing dapat melihat dalam
cahaya yang amat terang
Ø Mereka memiliki Selaput
pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit
Ø Meskipun demikian, penyempitan
ini juga mengurangi bidang pandang kucing
Ø Suatu organ yang disebut
tapetum lucidum digunakan dalam lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah
yang menyebabkan warna-warni mata kucing ketika difoto dengan menggunakan blitz
Ø Seperti kebanyakan predator,
kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan
mengurangi besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik
yang lemah
Ø Ketika cahaya yang ada terlalu
sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan "kumis" atau misainya
(vibrissae) untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat indera tambahan
mantap, lindungi hewan-hewan, terutama hewan langka, Hidup Indonesia
ReplyDeletesiap gan
Delete