Analisis Unsur-Unsur & Ulasan Terhadap Novel “Neraka Dunia”

Posted by


TUGAS BAHASA INDONESIA

“Neraka Dunia”




DISUSUN OLEH :

Muhammad Wahyu Apriansyah

XI MIA 2

SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA
TAHUN AJARAN 2016/2017

Menganalisis Pesan dari Dua Buku Fiksi
(Novel dan Kumpulan Puisi)
Analisis Unsur-Unsur & Ulasan Terhadap Novel
“Neraka Dunia”



I.            Unsur-Unsur Novel “Neraka Dunia”
a.    Unsur-Unsur Intrinsik
1)      Tema
Tema dalam novel “Neraka Dunia” adalah tentang kisah sedih seorang pemuda bernama Ahmad Salam Bin Haji Munir, seorang pengusaha muda yang sukses meneruskan toko Ayahnya dalam menjual Perkakas Rumah. Di masa mudanya Ia memiliki kenangan yang kelam. Kebebasan yang orang tuanya berikan membuatnya hidup tidak karuan, setiap malam ia pergi keluar untuk mencari kesenangan sesaat. Hal itu sering ia lakukan, hingga ia bertemu dengan Siti Delima, seorang anak komidi bangsawan. Bersamanya ia pergi sampai ke Surabaya. Namun disana ia ditinggalkan begitu saja oleh Siti Delima. Lalu bertemu dengan Sulastri, kejadian bersama Siti Delima kembali terulang, Sulastri menghilang tanpa jejak.

2)      Penokohan
Tokoh-tokoh dalam novel ini adalah;
a)       Ahmad Salam : ramah, baik hati, tidak sombong, pandai bergaul, tetapi mudah tertipu      oleh perempuan.
b)        Fatimah : baik dan rajin beribadah.
c)        Bang Ali : pekerja keras dan dapat dipercaya.
d)        Anwar Siregar : baik hati dan  tidak pelit.
e)        Aladin : mudah ditipu oleh perempuan dan agak acuh.
f)         Aisah : Penyayang, sopan, baik hati,penyabar dan setia
g)        Rusli  : Setia kawan
h)        Haji Munir : Penyayang
i)          Siti Delima  : Tidak Setia
3)       Alur
Dalam novel ini alur yang digunakan adalah alur campuran, meskipun alur maju yang    dominan, namun flashback yang Nur Sutan terapkan sungguh sangat memukau para pembaca.  Beliau dapat menggambarkan tokoh dengan begitu jelas. A. Salam misalnya, tokoh utama dalam novel ini, memiliki sifat gigih dalam bekerja, imannya masih labil di usia muda, meskipun memiliki cinta yang tulus namun sifatnya yang tertutup membuatnya hidup menderita didunia. Sementara Aisah, sosok wanita yang sempurna menurut saya, disamping cantik dan sholehah, ia penyayang, perhatian, penyabar dan kesetiannya begitu luar biasa pada suaminya. (Idaman para lelaki, tentunya). Pantas saja dalam cerita ini banyak Pria yang mendambakannya.
 4)      Sudut pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga sebagai pelaku utama.
“Ahmad Salam masa dahulu,demikian kepelesiran dan penanggunan saudagar mudah
 itu dalam waktu yang silam”
 5)      Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini memang dominan bahasa melayu, itu wajar terlebih karena cetakan pertamanya tahun 37’, waktu dimana bahasa melayu masih menjadi bahasa pengantar karya sastra Indonesia. Meskipun dalam novel bertebal 166 halaman ini banyak istilah Bahasa Belanda, namun itu tidak mempengaruhi pengimajinasian pembaca. Karena dibagian bawah buku ini dicantumkan arti dari istilah tersebut.

    6)       Latar
      a.) Tempat : Jalan Raya.
                           “ P.Waterman di antarkan oleh Ahmad Salam sampai di tepi jalan raya.      
                               Kemudian ia pun masuk ke dalam toko kembali.”         
      b.)Waktu              : Sabtu Malam Minggu.
                            “ Pada ketika itu petang sabtu malam minggu, suatu malam yang amat    
                               ramai di kota jakarta”. 
      c.) Suasana          : Menegangkan.
                                          ” Coba katakan benar-benar, Sah, bagaimana perasaanmu terhadap
                                            kepadaku.”
 7)      Amanat
         Dari kisah ini saya dapat mengambil amanat, bahwa dalam hidup ini pasti selalu ada godaan yang mengajak Kita pada lubang kehancuran, karena itu panadai-pandailah Kita menghindari godaan itu, jangan sampai orang-orang yang kita cintai ikut menderita akibat langkah kita yang salah. Keterbukaan menjadi kunci dalam hidup berbahagia. jika tidak, rahasia yang Kita sembunyikan akan nampak setelah sesuatu yang buruk terjadi, setelah semua terlambat terungkap. Serta janganlah kamu tergiur dengan gemerlapnya dunia, karena dunia hanyalah sementara,Jangan terlalu memanjakan anak-anak kita walaupun ia adalah anak satu-satunya karena itu tidaklah baik dan dapat merubah sifat anak menjadi sewenang-wenang kepada orang lain.

b.    Unsur-Unsur Ekstrinsik
1)      Latar Belakang Pengarang
Nur Sutan Iskandar ketika kecil bernama Muhammad Nur setelah beristri ia di beri gelar Sutan Iskandar sesuai dengan tempat asalnya.Pengarang ini lahir di sungai batang maninjau ,tanggal 3 november 1893 dan meninggal di Jakarta tanggal 28 november 1975 dalam usia 82 tahun.Setelah mendapat didikan pada sekolah melayu dan bahasa Belanda,ia diangkat menjadi guru.Sering pula ia menulis untuk surat-surat kabar di padang.Kemudian ia pinda bekerja pada balai pustaka.Mula-mula sebangai kolektor,kemudian berturut-turut diangkat menjadi redaktur dan redaktur kepala.Tak kurang dari 82 judul buku di terbitkan atas namanya.Karyanya yang mula-mula di terbitkan berjudul Apa Dayaku Karnaku Perempuan (1922).Kemudian terbit pula buku lainnya; Cinta yang Membawa Maut (BP-1926),Salah Pilih (BP-1928),HulungBalang  Raja (BP-1934)Neraka Dunia (BP-1938).Cobaan (BP-1946 sekarang di ganti judulnya Jadi Turun ke Desa).Selain itu ia juga menulis bulu bacaan untuk pelajar seperti cerita Tiga Ekor Kucing, pengalaman Masa Kecil, Cinta Tanah Air, serta menterjemahkan karya Alexsander Dumas :Tiga Orang Panglimah Perang,Dua Puluh Tahun Kemudian,Graf deMont Cristo ; karya Sinkiewiz Iman dan Pengasihan, dan terakhir karya Tagore; Cinta dan Mata.
2)       Nilai-Nilai yang Terkandung
a.) Nilai Agama                     : “ Ketika ia sampai ke situ, dilihatnya Aisah sedang duduk di ruang tengah membaca Quran perlahan-lahan. Ia masih bertelekung, baru habis sembahyang magrib”  Dalam kutipan tersebut Aisah seorang gadis cantik dan taat beribadah. Ia tidak pernah meninggalkan sholat.

b.) Nilai Moral                     : “Ayah dan Ibu,” Sahut A.Salam dengan hati terharu sebab suka cita tak terperikan.”Terima kasih banyak-banyak akan kemurahan hati serta kepercayaan Ayah dan Ibu kepada Anakanda ini. Insya Allah Anakanda akan berusaha sedapat-dapatnya, akan menyesuaikan diri Anakanda dengan dia.” Dalam kutipan novel tersebut menunjukkan bahwa Ahmad Salam yang meminta izin kepada orang tuanya  untuk menikahi Aisah dan berjanji tidak akan mengecewakannya lagi.
c.) Nilai Pendidikan               : “Apalagi Haji Munir masuk bilangan orang kaya, yang tidak kikir dan tidak kuno.Kebalikannya, ia ada menurutkan jalan atau masa. Sebab itu kedua anaknya itu pun diserahkannya ke sekolah Belanda.” Dalam kutipan tersebut menunjukkan bahwa walaupun mempunyai harta yang melimpah, Haji Munir tetap mementingkan pendidikan anak-anaknya.
d.) Nilai Sosial             : “Dan anjurannya kepada “Perhimpunan Studen supaya nasib perempuan “lacur” diperhatikan dan harus dicantumkan dalam “daftar kerja” bagian sosial perhimpunan itu, untuk diperjuangkan, sangatlah dihargai oleh masyarakat, mahasiswa dan kaum terpelajar seluruhnya.” Dalam kutipan tersebut Ahmad Salam menyumbangkan dana untuk kehidupan perempuan malam agar terlepas dari pekerjaan mereka yang haram.


II.            Ulasan Terhadap Novel “Neraka Dunia”
1)      Identitas Novel
Judul                              : Neraka Dunia
Penulis                          : Nur Sutan Iskandar
Penerbit                       : Balai Pustaka
Kota Terbit                   : Jakarta
Tahun                                  : 1937, Cetakan VI 2002
Cetakan                         : Cetakan Pertama tahun 1937
Jumlah Halaman           : viii + 166 Halaman
Nomor ISBN                  : 979-666-178-0
Warna                           : Merah

2)      Sinopsis (Isi) Novel
Novel yang berjudul Neraka Dunia oleh N.S Iskandar menceritakan tentang pemuda yang bernama  Ahmad Salam yang berusaha meneruskan tokoh ayahnya yang bernama Haji Munir. Ahmad Salam ialah seorang pemuda yang tampan dan tingkah lakunya menjadikan orang segan dan hormat akan dia. Dagunya yang agak runcing, mulutnya yang dihiasi dua baris gigi yang putih bagus serta dilingkari oleh dua bibir yang tipis, yang membayangkan kekuatan dan kemauan hatinya, tubuhnya yang tinggi agak kurusdan bidang bahunya yang lebar, tangannya yang kuat dan jarinya yang panjang-panjang lagi kukuh. Ahmad Salam juga tipe orang yang tak mau diam bersenang-senang, melainkan selalu hendak bekerja dengan giat.  Ia selalu mempunyai tekat yang kuat tidak hanya angan-angan saja.  Ahmad salam seorang anak yang selalu dimanjakan baoaknya sejak kecil. Barang apa saja yang diminta pasti dituruti Haji Munir dan istrinya. Ahmad Salam mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Fatima.
Karena Haji Munir tidak termasuk oorang tua yang kolot Dia menyekolahkan kedua anaknya ke sekolah Belanda. Ahmad Salam terus ke sekolah P.H.S tetapi Fatima hanya sampai Mulo kelas satu saja dikarenakan otaknya agak kurang terang, sehingga ia sering sekali tidak naik kelas di sekolah rendah. Sifat ia dan adiknya sangat berlainan. Fatimah seorang gadis yang pemalu, pendiam dan taat beribadah. Tetapi Ahmad Salam seorang  yang periang dan suka keramaian. Dia juga sangat menyukai alat musik seperti gitar, biola, dan nyanyian. Dia juga sangat suka menonton, mula-mula hanya malam minggu saja tetapi semakin hari semakin sering kalau tisak menonton maka tisak senang hatinya, komedi bangsawan lah tontonan yang paling ia sukai.
Ahmad Salam mempunyai cerita yang kelam di masa mudanya  ia memiliki kenangan yang kelam. Setiap malam ia pergi keluar untuk mencari kesenangan sesaat.  Setahun lagi sekolahnya akan tamat dari P.H.S, datanglah komidi bangsawan dari Medan. Seorang perempuan anak komidi itu sangat cantik wajahnya. Selama komidi itu bermain di kota Jakarta setiap malam Ahmad Salam menonton. Akhirnya dengan beberapa tipu daya ia pun dapat berkenalan dengan Siti Delima, anak komidi yang cantik itu. Ketika Dahlia demikian nama panggilan gadis itu berangkat ke Bandung, dengan cara diam-diam Ahmad Salam mengikutinya ke sana.
Di Surabaya komidi Dahlia meraih kesuksesan, anak komidi membawa keuntungannya masing-masing dan berakhir pula hubungannya dengan Dahlia. Habis manis sepah dibuang peribahasa itulah yang cocok untuk kisah Ahmad Salam. Karena minimnya pengetahuan dan pengalamannya nya tentang kehidupan di dunia yang kelut-melut ini, ia tak dapat memenuhi kehendak perempuan dunia itu, pada suatu malam ia pun ditinggalkan oleh Siti Delima secara diam-diam. Ahmad Salam pun terkatung-katung di Surabaya. Pertama ia masih bertekat untuk menemukan Siti Delima yang tak setia itu. Segala lorong kampung, rumah, dan tempat perempuan ia jalani tetapi ia tetap tidak dapat menemukan Siti Delima.
Makin lama Ahmad Salam semakin menderita, pikirannya ruwet dan badannya pun semakin tidak terurus. Kondidi ekonominya pun semakin surut, tak ada lagi uang disakunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teman-temannya pun tak ada seorang pun yang dapat dimintai pertolongan sehingga ia terpikir untuk kembali ke Jakarta untuk meminta maaf kepada ayah dan ibunya. Tetapi karena gengsi yang lebih besar ia membuang jauh-jauh pikirannya itu. Dia pun mencari pekerjaan, dan akhirnya dia mendapatkan pekerjaan di kantor Koloniale Bank di willemskade walapun gajinya kecil setidaknya Dia dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena keadaan ekonominya sudah semakin membaik ia pun tak pernah berpikir untuk pulang kerumah, bahkan ia tetap bermain-main dengan kemerlap dunia. Kembali ia tergoda dengan rayuan-rayuan perempuan yang berpakaian indah dihadapannya.
Dalam pergaulannya yang penuh gemerlap malam bertemulah Ahmad Salam dengan seorang pemuda yang bernama  Aladin. Dengan pemuda yang bernama Aladin inilah ia merasa cocok untuk mencari kesenangan di Kota Surabaya tersebut. Tidak mengherankan bila mereka berdua hafal benar tempat “pelacuran” di kota Surabaya. Begitulah Ahmad Saleh dan sahabatnya, Aladin menghabiskan malam dengan penuh sukacita  di lorong-lorong hitam tersebut. Karena seringnya mereka berdua berkecimpung dengan segala yang berbau dunia malam mereka pun menderita penyakit raja singa atau sifilis. Aladin yang dirawat di rumah sakit pun akhirnya meninggal. Ia tak mampu melewati masa-masa kritisnya. Sementara Ahmad Salam setelah memeriksakan dirinya ke dukun akhirnya dinyatakan sembuh dari penyakit yang berbahaya itu. Kembalilah Dia ke Jakarta untuk meneruskan usaha ayahnya sebagai pemilik toko “ Usaha Kita” .
Suatu malam atas jasa Rusli, Ahmad Salam bertemu dengan Aisah. Karena kecantikan Aisah, ia sangat terpikat dengan gadis yang membuat hatinya penuh cinta dan kebahagiaan, tanpa memberitahukan penyakit yang dideritanya, karena takut Aisah akan menolaknya. Akhirnya ia pun dapat memikat hati Aisah dan menikah dengan perempuan pujaan hatinya itu. Beberapa bulan kemudian buah hati yang diharapkannya akan segera hadir menemani Dia dan dirinya. Sudah terbayang olehnya betapa senangnya hatinya karena Dia akan segera menjadi seorang ayah.
Akhirnya buah hati yang selama ini ia tunggu-tunggu pun akhirnya lahir. Anak yang dilahirkan istrinya pun tidak begitu sehat , bayi tersebut bertubuh kecil serta kering. Belum sebulan hidup di dunia nak itu pun kembali menghadap kepada Sang Pencipta. Sementara itu istrinya pun hilang kesadaran. Bencana yang bertubi-tubi menghampiri hidupnya membuatnya hampir gila. Aisah pun benci kepada Ahmad Salam karena telah membohonginya  dan membuat hidupnya sengsara. Melihat keadaan demikian banyak yang prihatin kepada Ahmad Salam. Dokter dan perawat pun bekerja keras merawat istrinya, akhirnya Aisah pun sembuh dari penyakitnya, begitu pula dengan Ahmad Salam akhirnya sembuh pula dari penyakitnya. Setelah itu, Ahmad Salam dan istrinya memulai hidup baru yang lebih baik lagi dan hidup dengan berbahagia.            
3)      Kelebihan Buku
Novel ini sangat menarik karena menceritakan seorang pemuda yang pintar tetapi imannya tidak kuat sehingga mudah diberdaya perempuan. Tetapi akhirnya hatinya ditaklukan oleh seorang perempuan yang cantik dan sholeha dan akhirnya menemukan pintu taubat.
4)      Kelemahan Buku
Gaya bahasa yang digunakan dalam ini dominan bahasa Melayu. sehingga sulit dipahami, dan juga halaman novel cukup tebal, ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja.

5)      Penutup (Kesimpulan Buku)
Kesimpulan dari novel ‘Neraka Dunia’ karya Nur Sutan Iskandar adalah seorang pemuda bernama Ahmad Salam Bin Haji Munir, seorang pengusaha muda yang sukses meneruskan toko `Usaha Kita` milik Ayahnya yang dari dulu sudah dikenal masyarakat. Ahmad  memiliki kenangan yang kelam di Surabaya bersama seorang pemuda bugis bernama Aladin. Karena hal yang telah dilakukannya di Surabaya, Ahmad Salam terjangkit penyakit sifilis dan ia hanya ingin berobat ke dukun. Dia tidak ingin berobat ke dokter dikarenakan ia takut rahasia tentang penyakitnya akan terbongkar. Sampai saat ia bertemu dengan Aisah, dia jatuh cinta pada Aisah dan menikahi Aisah tanpa menyebutkan penyakit yang ia derita. Apa yang ia takutkan terjadi, penyakit sifilis yang sempat sembuh, kambuh kembali dan menjangkit Aisah dan anaknya. Anaknya yang baru lahir pun akhirnya meninggal dunia. Hal ini membuat Aisah kehilangan kesadarannya dan benci kepada suaminya. Ahmad Salam dan istrinya berobat ke dokter dan sembuh dari penyakitnya. Namun lama-kelamaan Aisah luluh hatinya dan memaafkan suaminya. Mereka pun memulai kembali rumah tangganya dengan berhati-hati. Jadi Buku ini layak dibaca oleh remaja karena menceritakan seseorang yang menyalahgunakan masa mudanya tetapi menyesali segala perbuatannya dan bertobat sehingga berbahagia di masa senjanya Selain itu novel ini juga memberikan pelajaran agar kita tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sesat.



Tempat Belajar Pendidikan | SD | SMP | SMA | Kumpulan Tutorial Dan Kumpulan Artikel Ilmu Komputer | Seputar dan Belajar SEO | Blogging | Internet | Bisnis Online | etc hanya di NugrahPratama21
Demo Blog NJW V2 Updated at: 7/05/2017 04:04:00 PM

2 komentar:

  1. Thanks you bang

    ReplyDelete
  2. Maaf bisa di tambah majas2 apa saja yang terdapat beserta kalimatnya

    ReplyDelete

Total Views

Blog Followers

Popular Post

Blog Archive