“Jadilah Pelopor Kebaikan Sebelum Mengajak Yang Lain”
Oleh :
MUHAMMAD WAHYU
APRIANSYAH
XI MIA 2
SMAN 1 GOWA
TAHUN AJARAN 2016/2017
TAHUN AJARAN 2016/2017
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Pertama –
tama marilah kita panjatkan rasa puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT,
Tuhan Semesta Alam yang tak henti – hentinya telah memberikan hidayah dan
nikmatnya sehingga kita semua dapat berkumpul dalam ruangan ini tanpa halangan
sedikitpun dan dalam kondisi sehat walafiat. Tak lupa juga marilah kita sanjungkan
shalawat serta salam kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita ke luar dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti
saat ini. Semoga kita diberikan syafaatnya pada yaumil akhir kelak aamiin.
Saya akan membawakan sebuah ceramah singkat berjudul :
Saya akan membawakan sebuah ceramah singkat berjudul :
“Jadilah
Pelopor Kebaikan sebelum mengajak yang lain”
Sebagaimana Firman Allah SWT :
Yang Artinya
:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan
apa yang tidak kamu perbuat?”. Amat besar kebencian
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” [QS. Ash-Shaff : 2-3].
Kenapa kalian berkata kebaikan dan
mengajak untuk berbuat baik, bahkan kalian terpuji dengan kebaikan tersebut,
namun kalian sendiri tidak melakukannya. Kalian melarang dari kejelekan dan
mensucikan diri dari kejelekan tersebut, namun sebenarnya kalian sendiri
menerjang dan senyatanya memiliki sifat yang jelek.
Apakah
pantas orang beriman memiliki sifat yang tercela seperti ini?
Ataukah ia
rela mendapatkan kemurkaan yang besar di sisi Allah dengan ia mengatakan apa
yang ia sendiri tidak melakukannya?
Sudah
sepatutnya bagi orang yang mengajak pada kebaikan, maka hendaklah dia yang
menjadi pelopor pertama dalam melaksanakan kebaikan. Jika ia melarang suatu kemungkaran,
hendaklah ia yang lebih menjauhi kemungkaran tersebut.
Kemudian
berdasarkan sabda Rasulullah SAW :
Dari Abu Zaid Usaman bin Zaid bin Haritsah ia
berkata : “Saya mendengar Rasulullah berkata :
“Seseorang didatangkan pada hari kiamat
kemudian dilemparkan ke dalam neraka hingga ususnya terburai keluar; dan (ia)
berputar-putar di neraka layaknya keledai mengitari alat penumbuk gandum.
Kemudian penduduk neraka mendekatinya, Maka mereka berkata: Hai Fulan! Bukankah
dulu engkau memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran? Ia menjawab: ‘Benar, dulu aku memerintahkan kebaikan
namun tidak kulakukan dan mencegah kemungkaran namun aku melakukannya.” (H.R
Bukhari dan Muslim)
Hadits ini bermaksud menjelaskan bahwa terdapat
ancaman keras terhadap orang yang menyuruh berbuat baik sedangkan ia
mengingkari perkataannya : “Didatangkan seorang laki-laki pada hari kiamat”
Artinya Malaikat membawanya lalu ia dilemparkan
ke neraka, ia tidak dilemparkan dengan lembut, akan tetapi ia dilemparkan
sebagaimana batu dilemparkan ke laut (dengan lemparan keras), lalu ususnya
berhamburan melilit perutnya (lantaran kerasnya lemparan).
Laki-laki yang dilemparkan ke neraka ini
berputar, ususnya melilitnya sebagaimana keledai mengitari adonan tepung
(semoga Allah melindungi kita), maka penghuni neraka berkumpul dan bertanya
kepadanya : “Mengapa kamu? Apa yang menyebabkan kamu masuk neraka sedangkan
engkau menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran ?” lalu
laki-laki itu menjawab : “Saya dahulu menyuruh berbuat baik sedangkan diriku
tidak mengerjakannya”.
Ia berkata kepada manusia :
“Sholatlah kalian!”
Akan tetapi ia tidak sholat.
Ia juga berkata :
“Zakatilah harta-harta kalian!”
Akan tetapi ia tidak berzakat.
(Ia juga berkata):
“Berbuat baiklah kepada orang tua !”
akan tetapi ia tidak berbuat baik kepada kedua
orang tuanya.
Demikianlah ia selalu menyuruh berbuat kebaikan
akan tetapi ia tidak mengerjakannya. “Dan aku melarang dari yang mungkar
sedangkan diriku mengerjakannya”
Ia berkata kepada manusia:
“Janganlah menggunjing!”
“Janganlah makan riba !”
“Janganlah menipu dalam jual beli!”
“Janganlah berbuat jelek kepada keluarga dan tetangga !”
“Janganlah makan riba !”
“Janganlah menipu dalam jual beli!”
“Janganlah berbuat jelek kepada keluarga dan tetangga !”
dan semisal ini dari perkara-perkara yang
diharamkan, akan tetapi ia mengerjakannya (semoga Allah melindungi kita), Ia
menjual dengan riba, menipu, berbuat jahat kepada keluarga, tetangga, dan
lainnya.
Ia menyuruh berbuat kebaikan dan tidak
mengerjakannya, ia melarang dari kemungkaran sedangkan dirinya mendatanginya.
(Kita memohon kepada Allah keselamatan), lalu ia disiksa dengan siksaan seperti
ini, dan dihina dengan kehinaan ini.
Maka dari itu wajib bagi seseorang untuk
memulai dari dirinya dan menyuruh dirinya untuk berbuat kebaikan dan
melarangnya dari berbuat kemungkaran. Karena manusia yang paling besar haknya
sesudah Rasulullah shållallåhu ‘alaihi wa sallam adalah dirimu (sendiri)!
Mulailah dari dirimu dan laranglah dia dari
kejahatannya
Jika jiwamu telah berhenti dari kejahatan maka engkau adalah orang bijaksana
Jika jiwamu telah berhenti dari kejahatan maka engkau adalah orang bijaksana
Mulailah dari dirimu sendiri dan berusahalah
menasihati teman-temanmu
Dan perintahkanlah kepada teman-temanmu berbuat kebaikan
Dan perintahkanlah kepada teman-temanmu berbuat kebaikan
Dan laranglah mereka dari kemungkaran agar
engkau menjadi orang yang shalih, orang yang baik dan memperbaiki orang lain.
Ketahuilah bahwa
manusia memiliki dua kewajiban, yaitu :
(1) mengajak orang lain pada kebaikan atau melarang dari kemungkaran
(2) memerintahkan diri sendiri untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
(1) mengajak orang lain pada kebaikan atau melarang dari kemungkaran
(2) memerintahkan diri sendiri untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan saya
dan kalian orang-orang yang shalih, baik, dan memperbaiki diri. Karena Sesungguhnya
Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada
kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Lebih dan kurangnya
mohon dimaafkan, yang benar datangnya atas bimbingan Allah SWT Yang Maha Benar,
dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai
manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.
Akhirul
kalam, subhanakallahu maa wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha anta, astaghfiruka
wa atuubu ialaih,,,
Billahi
fii sabililhaq.
Fastabiqul
Khoirot..
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokaatuh....
SELESAI